Film Ketika Cinta Bertasbih 2, Akan Tayang di Layar Lebar
Novel dan Ketika Cinta Bertasbih, Mengungkap Rencana Sang Khaliq
Baru merasakan kegembiraan karena Khairul Azzam diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Sang ayah keburu berpulang ke rahmatullah. Seketika itu, denyut nadi Azzam terasa berhenti...
"Mungkinkah Allah sudah tidak berpihak lagi kepada kita, makhluqnya ? Ketika kita senantiasa belajar bertawadhu dan menjalankan syariat-syariatNya dengan penuh ketekunan, seolah dengan mudah Dia mengambil segalanya"
Setitik kisah yang dikupas dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habibburrahman El Shirazy ini sebentar lagi akan dapat disaksikan dengan mudah di layar lebar (Bioskop seluruh Indonesia). Cerita kisah ini akan memberi gambaran bagi berjuta orang penggemar novelnya agar dapat melihat sosok Khoirul Azzam secara nyata, bukan sekedar ilusi seperti sebuah dongeng.
Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih, Karya Kang Abik (sapaan akrab Habibburrahman El Shirazy) ini ternyata mampu membius jutaan penonton dan pembaca di tanah air dengan memberikan gambaran kehidupan secara umum, yang memang sering dialami oleh orang banyak. Termasuk pandangan tentang poligami yang juga pernah diulas dalam kisah novel Ayat-Ayat Cinta. Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih adalah roman percintaan yang dituturkan dengan sajian manis sebagai media untuk menyampaikan pesan karunia Illahi, dengan latar belakang Cinta.
Pada Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih, Khairul Azzam menjadi tokoh sentral karakter yang akan kita ikuti perjalanan kisah hidupnya. Termasuk pertemuannya dengan gadis ayu bernama Eliana, serta pertemuannya dengan seorang wanita sholihah bernama Anna Althafunnisa yang telah diperistri sahabatnya. Betapa takdir baik seolah tidak begitu memiihak kepada Azzam.
Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih, Mengupas Tentang Poligami jugakah?
Novel - Film Ketika Cinta Bertasbih justru mengulas hal yang lebih dalam tentan lika-liku kehidupan, tidak mengkomersilkan nilai poligami yang sering dianggap momok oleh sebagian umat islam saat ini. Banyak pelajaran berharga yang kita petik dari cerita Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih ini, layaknya kalimat klise untuk menghibur di saat kita menghadapi sebuah kegagalan, "Manusia hanya bisa berusaha, tapi tuhan jualah yang akan menentukan". Memang, betapa sulit menerima kalimat tersebut. Sebagian orang malah merasa terpaksa menerimanya karena tidak memiliki alasan lain, atau pasrah menyerah sebelum waktunya.
"Tuhan seolah tak menghargai perjuangan yang telah kita perbuat, karena Dia tidak memberikan hasil dari apa yang kita inginkan".
Sekitar selama 9 tahun Azzam memperjuangkan hidupnya di Kairo, sekedar untuk membiayai keluarga dan sekolah adik-adiknya di kampung serta menunda kuliahnya selesai. Sebagian besar waktunya ia habiskan untuk berjualan bakso dan tempe kepada warga dan mahasiswa Indonesia yang berada di sana, serta menjadi juru masak pada acara-acara kedutaan. Benarkah bahwa pertolongan Allah itu ada di dalam kesabaran dan kepasrahan yang kita miliki ? Dan masih layakkah kita menunggu pertolongan Allah ? Sehingga suatu hari keinginan kita akan terkabul ? inilah diantara beberapa pelajaran berharga yang disajikan dalam Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih.
"Dan begitu banyak tanda-tanda kekuasaan Allah di langit dan bumi yang mereka lalui, namun mereka tidak menghiraukannya" (QS. Yusuf : 105)
Sajian manis dan tidak bermaksud menggurui siapapun, cerita kisah dalam Novel dan Film Ketika Cinta Bertasbih ternyata mampu membangun skema tentang rencana Sang Khaliq yang tak pernah bisa kita mendahuluinya. Tidak juga dapat terukur dengan besarnya kesabaran, ketakwaan, ataupun sesuatu yang telah kita perbuat. Pertolongan Allah bukanlah sesuatu harus yang ditunggu karena sesungguhnya memang selalu ada setiap saat ketika kita membutuhkan, apabila kita tidak menghiraukan keberaadaanNya.
Film Ketika Cinta Bertasbih yang berdurasi lumayan panjang dengan gambaran indah di negerinya para nabi ini, diharapkan dapat menjadi ilustrasi singkat dalam memahami bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaikNya bagi kita semua. Sebuah gambaran agar kita tidak lagi menyesali keadaan kita, namun merasa bahagia karena sesungguh keberadaanNya ada bersama kita.
Sumber Referansi: http://www.indonesiamenulis.com